Rahasia Kecil CEO Idaman
Siapa yang mau jadi CEO? Gue, Iya gue! Setelah gue lumayan
aktif di dunia jejaring sosial. Gue mulai cari tau. Siapa sih yang bikin Twitter?
Siapa sih yang bikin Google? Kerjaannya mereka ngapain aja? Kok dia bisa jadi
seperti itu? Pasti mereka kaya banget.
Ternyata mereka itu seorang CEO. Gue
juga awalnya gak ngerti apa itu CEO. Setelah gue sedikit memahami apa CEO itu,
kemudian di otak gue terlintas “Kalo gue udah besar nanti, gue mau jadi CEO! Gue
pasti bisa jadi CEO! Insya Allah!
CEO itu singkatan dari Chief
Executive Officer (Pejabat Eksekutif Tertinggi ) yang nama lainnya Presiden Direktur
atau Direktur Utama. Coba kalian bayangin, kalo kalian berada di posisi itu,
perasaan kalian gimana? BANGGA!. Sekarang, gue mau kasih tau sedikit
rahasia kecil untuk bisa menjadi CEO idaman.
Seorang CEO memimpin
CEO memimpin sebuah tim dengan menciptakan sebuah budaya
yang kuat di antara tim yang ia pimpin dan secara terus menerus mendorong
mereka untuk bersemangat dalam melakukan pekerjaannya masing-masing. Mereka
menyusun sebuah sistem keuangan.
Seorang CEO yang kompeten mampu memberikan semangat dan menjalankan tugas
dengan baik dalam waktu yang sama. CEO yang menjadi pemimpin sejati membuat
anggota timnya ingin bekerja dengan semangat meluap yang sama untuk membantu
mencapai tujuan perusahaan.
Seorang CEO bersikap jelas
CEO andal menentukan dan mengkomunikasikan strategi dan
menciptakan buy-in untuk strategi ini. Kualitas prima seorang CEO terpancar
saat ia mengetahui telah memiliki sebuah tim yang solid untuk membantu strategi
atau rencana pasar dan mereka memberikan pegawai banyak peluang untuk menimbang
dengan menggunakan sudut pandang mereka.
Para anggota tim tidak serta merta dibiarkan kebingungan tentang strategi yang
dimaksud karena mereka bisa mengulangi strategi tersebut. Bahkan jika mau,
strategi tersebut bisa dicetak dan dipajang di dinding kantor
Seorang CEO terjun langsung ke lapangan
CEO yang baik tidak segan untuk membantu merencanakan
rencana distribusi ke lapangan/ pasar dan menciptakan sumber pemasukan dan
hasil yang lebih baik. Ia bersedia turun ke lapangan bersama para anggota tim
untuk menghadiri kesepakatan penjualan yang jumlahnya signifikan atau
memikirkan mengapa perusahaan kehilangan satu kesempatan emas dalam penjualan.
CEO ideal juga bersedia mendampingi, menjaga keseimbangan prioritas dan
mengilhami timnya untuk memenangkan peluang emas yang datang kemudian. CEO
dengan cepatnya memilah-milah kesalahan dalam evaluasi kerja sehingga
keberhasilan bisa dicapai di masa datang.
Seorang CEO bertindak strategis
CEO andal mengetahui apa yang harus dilakukan dan bagaimana
melakukannya. Inilah apa yang harus dimiliki: kemampuan untuk tampil dengan
pantas dan wajar, mengamati sekitarnya, mengantisipasi persaingan dan
memberikan tanggapan berdasarkan apa yang ia tangkap. CEO mampu bertindak sigap
dan cekatan kapan pun dan di mana pun jika, misalnya, ia harus terlibat dalam
sebuah kegiatan curah gagasan atau bertukar ide. Ia memahami timnya dengan amat
baik serta tidak mengabaikan masukan dari anggota timnya.
Seorang CEO tahu kelemahannya
CEO yang ideal mengetahui dengan baik apa saja kelebihan
yang ia miliki dan saat yang tepat untuk menanggalkan atribut CEO. Ia bersedia
untuk mendelegasikan tugas kepemimpinan yang ia kurang kuasai kepada anggota
tim atau orang lain yang jauh lebih kompeten darinya. Mereka bisa menempatkan
dirinya sebagai pimpinan atau CSO (Chief Strategy Officer) atau Chief Revenue
Officer dan menyadari bahwa sekarang saatnya untuk memimpin sebuah perusahaan
yang lebih besar atau justru lebih kecil.
Ada cara mudah, jangan berharap kalian bergantung pada
orang lain, dirikanlah lapangan kerja dengan skill yang kalian miliki. Pendiri Yahoo!
Jerry Yang, David Fillo, pendiri Google Larry Page dan Sergei Brin, semuanya
bukanlah orang yang pendidikannya tinggi, mereka hanya anak muda, mahasiswa
tapi dengan imajinasi tinggi mereka bisa menjadi CEO di perusahaan mereka
sendiri. Bahakan pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, adalah mahasiswa yang Drop
Out. Sukses atau tidaknya anda, bukan bergantung pendidikan apa yang kalian jalani, tapi bagaimana mobilitas, skill, sikap dan kepemimpinan kalian.
Komentar
Posting Komentar