Sejarah Tradisi Islam Nusantara
A. Pengertian
Seni Budaya Lokal
Bangsa Indonesia kaya dengan seni dan budaya, baik lokal
maupun nasional. Budaya bangsa Indonesia ada kalanya meneruskan kebiasaaan atau
adat istiadat yang sudah menjadi tradisi nenek moyang dahulu. Ada kalanya
budaya yang sesuai suku masing-masing sebagai adat istiadat kesukuannya dan
juga ada kalanya kebudayaan yang sesuai
dengan ajaran agama Islam karena di dalamnya terdapat nila-nilai Islami.
Makna dari seni budaya lokal yang bernafaskan Islam adalah
segala macam bentuk kesenian yang berasal dan berkembang dalam masyarakat
Indonesia serta telah mendapat pengaruh dari agama Islam.
Islam adalah agama yang mencintai kesenian. Karena Islam
bukanlah agama yang hanya mengatur hubungan antara manusia dengan manusia,
manusia dengan makhluk lain dan manusia dengan Allah SWT. Jika hubungan
tersebut terjalin secara komperehensif dan sehat, maka seluruh aspek kehidupan
umat Islam akan teratur dan islami. Sebagaimana seni adalah perpaduan antara
berbagai jenis suara, olah tubuh ataupun hal lainnya.
Seni dalam Islam bukan sesuatu yang diharamkan. Karena
dengan seni, kehidupan akan indah dan nyaman untuk dinikmati. Namun satu hal
yang harus diketahui bersama, bahwa seni memiliki dampak yang luas bagi
perkembangan jiwa umat Islam.
Hubungan islam dengan seni dapat pula dilihat dari teks-teks
klasik yang dikaji secara mendalam. Misalnya di dunia pesantren tradisional,
kisah-kisah tentang para nabi dan para sahabatnya, pelajaran tentang halal
haram dan keimanan dilanturkan dalam nadoman. Lirik-lirik nadoman itu sendiri
ditulis dalam bentuk puisi.
Bukti-bukti seni budaya Islam Nusantara telah merefleksikan
bagaimana Islam sebagai ajaran samawi dan pranata keagamaan, desebarkan dan
disosialisasikan di Nusantara. Sosialisasi tersebut telah menggunakan cara
damai dan memanfaatkan sumber daya kultur lokal sebagai media komunikasi yang
efektif.
B. Berbagai
Macam Seni Budaya Lokal yang Bernafaskan Islam
Budaya berasal dari bahasa Sansekerta artinya buddayah
bentuk jamak dari kata budhi yang berarti perilaku, budi atau akal. Jadi
kebudayaan dapat diartikan sebagai bentuk yang berkaitan dengan budi pekerti
dari hasil pemikiran. Kesenian termasuk dalam unsur kebudayaan. Sebab
perwujudan dari kebudayaan tidak terlepas dari hasil olah pikir dan perilaku manusia
lewat bahasa, sarana kehidupan dan organisasi sosial. Kesemuanya itu sangat
membantu manusia dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.
Kesenian adalah salah satu media yang paling mudah diterima
dalam penyebaran agama Islam. Salah satu buktinya adalah menyebarnya agama
Islam dengan menggunakan wayang kulit dan gamelan oleh Sunan Kalijaga.
Sedangkan yang dimaksud dengan tradisi adalah suatu adat istiadat yang biasa
dilakukan namun didalamnya mengandung ajaran-ajaran Islam. Diantara seni budaya
nusantara yang telah mendapatkan pengaruh dari ajaran Islam adalah:
1. Wayang
Wayang adalah
pertunjukkan yang disajikan dalam berbagai bentuk, terutama yang mengandung
unsur pelajaran (wejangan). Pertunjukan ini diiringi dengan teratur oleh
seperangkat gamelan.
Wayang pada mulanya dibuat dari kulit kerbau, hal ini
dimulai pada zaman Raden Patah. Dahulunya lukisan seperti bentuk manusia.
Karena bentuk wayang berkaitan dengan syariat agama Islam, maka para wali
mengubah bentuknya. Dari yang semula lukisan wajahnya menghadap lurus kemudian
agak dimiringkan.
Pada tahun 1443 Saka, bersamaan dengan berdirinya kerajaan
Islam Demak, maka wujud wayang geber diganti menjadi wayang kulit secara
terperinci satu persatu tokoh-tokohnya. Sumber cerita dalam mementaskan wayang
diilhami dari Kitab Ramayana dan Mahabarata. Tentunya para Wali mengubahnya
menjadi cerita-cerita keislaman, sehingga tidak ada unsur kemusyrikan
didalamnya. Salah satu lakon yang terkenal dalam pewayangan ini adalah jimad
kalimasada yang dalam Islam diterjemahkan menjadi Jimad Kalimat Syahadat. Dan
masih banyak lagi istilah-istilah Islam yang dipadukan dengan istilah dalam
pewayangan.
2. Hadrah
Hadrah adalah salah
satu jenis alat musik yang bernafaskan Islam. Seni suara yang diiringi dengan
rebana (perkusi dari kulit hewan) sebagai alat musiknya, seperti rebana dan
genjring. Lagu-lagu yang dibawakan adalah lagu yang bernuansakan Islami yaitu
tentang pujian kepada Allah swt dan sanjungan kepada Nabi Muhammad saw. Dalam
menyelenggarakan pesta musik yang diiringi rebana ini juga menampilkan lagu
cinta, nasehat dan sejarah-sejarah kenabian. Sampai sekarang kesenian hadrah
masih eksis berkembang di masyarakat. Pada zaman sekarang kesenian hadrah
biasanya hadir ketika acara pernikahan, akikahan atau sunatan. Bahkan kesenian
hadrah ini dijadikan lomba antar pondok pesantren atau antar madrasah.
3. Qasidah
Qasidah artinya suatu
jenis seni suara yang menamilkan nasehat-nasehat keislaman. Dalam lagu dan
syairnya banyak mengandung dakwah Islamiyah yang berupa nasehat-nasehat,
shalawat kepada Nabi dan do’a-do’a. Biasanya qasidah diiringi dengan irama
gembira dan musik rebana. Kejadian pertama kali menggunakan musik rebana adalah
ketika Rasulullah saw disambut dengan meriah di Madinah. Qasidah biasanya
dibawakan oleh sebuah grup yang terdiri atas sepuluh hingga dua puluh orang.
Mereka membawakan lagu-lagu tersebut dengan berdiri dan berpakaian kerudung
atau kebaya panjang.
4. Debus
Kesenian debus
difungsikan sebagai alat untuk membangkitkan semangat para pejuang dalam
melawan penjajah. Oleh karena itu, debus merupakn seni bela diri untuk memupuk
rasa percaya diri dalam menghadapi musuh.
Pengertian lain dari debus adalah gedebus atau almadad yaitu
nama sebuah benda tajam yang digunakan untuk pertunjukan kekebalan tubuh. Benda
ini terbuat dari besi dan digunakan untuk melukai diri sendiri. Karena itu kata
debus juga diartikan dengan tidak tembus. Filosofi dari kesenian ini adalah
kepasrahan kepada Allah swt yang menyebabkan mereka memiliki kekuatan untuk
menghadapi bahaya, seperti yang dilambangkan dengan benda tajam dan panas.
5. Tari Zapin
Tari Zapin adalah
sebuah tarian yang mengiringi musik qasidah dan gambus.. Tari Zapin diperagakan
dengan gerak tubuh yang indah dan lincah. Musik yang mengiringinya berirama
padang pasir atau daerah Timur Tengah. Tari Zapin biasa dipentaskan pada
upacara atau perayaan tertentu misalnya khitanan, pernikahan dan peringatan
hari besar Islam lainnya.
C. Tradisi
dan Upacara Adat yang Bernafaskan Islam
Tradisi dan adat di Indonesia sangat dipengaruhi oleh
kepercayaan masyarakat terhadap animisme, dinamisme, Hindu dan Budha. Kemudian
setelah Islam datang tradisi dan upacara adat dipengaruhi oleh kebudayaan Islam.
Berikut ini contoh-contoh upacara adat yang bernafaskan Islam yang berkembang
di beberapa wilayah di Indonesia.
Suatu adat istiadat yang biasa dilakukan namun didalamnya
mengandung ajaran-ajaran Islam. Diantara seni budaya nusantara yang telah
mendapatkan pengaruh dari ajaran Islam adalah:
1. Grebeg
Tradisi untuk
mengiringi para raja atau pembesar kerajaan. Grebek pertama kali
diselenggarakan oleh keraton Yogyakarta oleh Sultan Hamengkubuwana ke-1. Grebek
dilaksanakan saat Sultan memiliki hajat dalem berupa menikahkan putra
mahkotanya. Grebek di Yogyakarta di selenggarakan 3 tahun sekali yaitu :
pertama grebek pasa, syawal diadakan setiap tanggal 1 Syawal bertujuan untuk
menghormati Bulan Ramadhan dan Lailatul Qadr, kedua grebek besar, diadakan
setiap tanggal 10 dzulhijjah untuk merayakan hari raya kurban dan ketiga grebek
maulud setiap tanggal 12 Rabiul awwal untuk memperingati hari Maulid Nabi
Muhammad saw. Selain kota Yogyakarta yang menyelenggarakan pesta grebek adalah
kota Solo, Cirebon dan Demak.
2. Sekaten
Sekaten adalah
tradisi membunyikan musik gamelan milik keraton. Pertama kali terjadi di pulau
Jawa. Tradisi ini sebagai sarana penyebaran agama Islam yang pada mulanya
dilakukan oleh Sunan Bonang. Dahulu setiap kali Sunan Bonang membunyikan
gamelan diselingi dengan lagu-lagu yang berisi tentang agama Islam serta setiap
pergantian pukulan gamelan diselingi dengan membaca syahadatain. Yang pada
akhirnya tradisi ini disebut dengan sekaten. Maksud dari sekaten adalah
syahadatain.
Sekaten juga biasanya bersamaan dengan acara grebek maulud.
Puncak dari acara sekaten adalah keluarnya sepasang gunungan dari Masjid Agung
setelah didoakan oleh ulama’-ulama’ keraton. Banyak orang yang percaya,
siapapun yang mendapatkan makanan baik sedikit ataupun banyak dari gunungan itu
akan mendapatkan keberkahan dalam kehidupannya. Beberapa hari menjelang
dibukanya sekaten diselenggarakan pesta rakyat.
3. Selikuran
Maksudnya adalah
tradisi yang diselenggarakan setiap malam tanggal 21 Ramadhan. Tradisi tersebut
masih berjalan dengan baik di Keraton Surakarta dan Yogyakarta. Selikuran
berasal dari kata selikur atau dua puluh satu. Perayaan tersebut dalam rangka
menyambut datangnya malam lailatul qadar, yang menurut ajaran Islam Lailatul
Qadar hadir pada 1/3 terakhir bulan ramadhan.
Upacara Malem Selikuran ini merupak bentuk ucapan syukur
kepada Yang Mahakuasa serta sebagai wujud permohonan atas keselamatan. Selain
itu, kegiatan ini juga sebagai salah satu bentuk upaya pelestarian budaya Jawa
4. Suran
Suranan atau Suroan
dalam penanggalan Islam adalam bulan Muharam. Pada bulan tersebut masyarakat
berziarah ke makam para wali. Selain itu mereka membagikan makanan khas berupa
bubur sura yang melambangkan tanda syukur kepada Allah swt.
Rangkaian acara suran diawalai dengan pengajian ibu-ibu yang
mengajak untuk belajar tentang tatanan agama yang tumbuh dan hidup di
lingkungan masyarakat.
Komentar
Posting Komentar